Mahasiswa di Indonesia menggelar aksi protes yang dikenal sebagai "Indonesia Gelap" sebagai respons terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memotong anggaran pendidikan untuk mendanai program makan gratis senilai $28 miliar bagi anak sekolah. Program ini bertujuan mengatasi malnutrisi anak dan mendukung ekonomi lokal, namun pendanaannya berasal dari pemotongan signifikan pada sektor pendidikan tinggi dan lainnya. Mahasiswa berpendapat bahwa kebijakan ini mengorbankan pendanaan penting untuk pendidikan. Protes ini juga mencerminkan kekhawatiran lebih luas mengenai arah ekonomi negara, tingginya pengangguran pemuda, dan menyusutnya kelas menengah. Tagar "KaburAjaDulu" ("lebih baik pergi dulu") menjadi populer, mencerminkan keputusasaan generasi muda Indonesia yang mencari peluang di luar negeri. Pemotongan anggaran pemerintah telah mempengaruhi proyek infrastruktur, beasiswa, dan anggaran kementerian, memperburuk ketidakpuasan di kalangan pemuda. Kritikus mempertanyakan efisiensi dan keberlanjutan finansial dari program makan gratis dibandingkan dengan kebutuhan mendesak untuk investasi pendidikan